Kenapa Saya Akhirnya Beralih ke Samsung
Sebagai mantan pengguna setia Apple yang sekarang beralih ke Samsung, saya ingin berbagi alasan nyata di balik keputusan ini. Kesimpulan saya: Ekosistem Samsung di Indonesia jauh lebih praktis dan fleksibel. Apple terlalu banyak membatasi fitur, ditambah tidak ada principal resmi di sini – bahkan bayar app di store kena pajak tambahan yang nggak wajar, beda sama Google Play.
Alasan Pindah dari Apple
1. Kualitas Mengecewakan
iPhone Xs saya cacat pabrik. Layarnya rusak persis setiap setahun. Dalam 2 tahun, bolak-balik ke iBox dua kali cuma ganti layar.
2. Ekosistem Tertutup & Mahal
Mau pakai TV biasa? Harus beli Apple TV dulu. Pengen voice assistant? Wajib punya HomePod. Rasanya Apple sengaja bikin penghalang.
3. Ribet Multi-Platform
Airdrop mimpi buruk kalau berurusan dengan Windows. Bandingkan dengan Quick Share Android! Kirim file ke Mac gampang pakai NearDrop atau app sejenis.
4. Gaming? Bukan untuk Mac
Saya aktif main game Steam di Windows. Macbook tidak mendukung, dan pindah data Mac-Windows itu sungguh merepotkan.

Perjalanan Menuju Samsung
Sempat coba Huawei P30, hampir masuk ekosistemnya. Tapi kena banned, hilang akses Google. Akhirnya beralih ke S22+ dan perlahan tambah perangkat Samsung lainnya. Ternyata cocok!
Pandangan Saya Soal Isu “Greenline”
Bukan Cuma Masalah Samsung
Semua brand bisa kena. Ini fakta yang sering diabaikan banyak orang.
Populasi vs Keluhan
Pengguna Samsung sangat banyak di Indonesia, wajar keluhan lebih mencolok. Secara persentase? Belum tentu lebih tinggi.
QC Itu “Gacha”
S22+ saya dipakai kasar (dijemur, wireless charging di mobil, jatuh sampai kaca pecah) – layar tetap aman. Anggap 3% unit gagal, 3% dari jutaan pasti jumlahnya besar.
Jangan Asal Nyalahin, Coba Dulu!
Saya tidak anti-Apple. Masih pakai iPad Pro (chip M1 kencang) dan MacBook Pro kantor. Pesan saya: Jangan ikut-ikutan nyalahin Samsung soal greenline kalau belum alami sendiri! Kalau cuma baca postingan trus ikut “ngegas”, yaudah… wkwk.
Intinya: Semua Bisa Bermasalah
Baik greenline di Samsung atau layar matot di iPhone kayak pengalaman saya, semua perangkat punya potensi cacat. Jangan gampang dipengaruhi opini random. Mau tau brand bagus atau tidak? Beli, coba, rasakan sendiri. Baru bilang kapok atau loyal.
Masa Depan? Terbuka!

Suatu hari, saat pensiun gaming atau amit-amit S24 Ultra kena greenline, mungkin cari ekosistem lain, atau… siapa tau balik ke Apple? Waktu yang jawab.
Pernah alami hal serupa? Share pengalamanmu di komentar!